17 Maret 2012 Jam 01.30
Bunda mulai keluar flek, tapi masih sedikit. Jadi bunda tidur lagi. Sedangkan aku lagi apa? Ugh, ini tempat semakin bikin aku sesak. Aku sudah enggak bisa ke mana-mana lagi.
17 Maret 2012 Jam 05.30
Flek bunda semakin banyak katanya. Mungkin karena kepalaku yang semakin menekan. Maafin aku bunda, tapi rumah ini memang enggak muat lagi.
17 Maret 2012 Jam 10.00
Bunda mulai ke rumah sakit. Aku mendengar bapak dokter bilang kalau bunda mulai pembukaan satu. Itu tandanya aku akan segera lahir. Cuma, aku enggak sanggup membuat bunda mules, jadi bapak dokter menyuntik dan menginfus bunda obat supaya mulas.
17 Maret 2012 Jam 13.00
Bunda mulai mengeluarkan banyak darah. Karena aku semakin terdesak. Aku sesak bun, di sini.
17 Maret 2012 Jam15.00
Ih, apa nih, rasanya aku mau keluar, tapi kok jalannya sempit gini ya. Bun, ayo bantu aku keluar.
17 Maret 2012 Jam 20.00
Aku mulai pusing dengar suara yang ramai di luar sana. Aku benar-benar pengin segera keluar. Aku tau bunda minta aku untuk bekerjasama. Saat bunda mejan, aku ikutan dorong, uugggghhh! Tapi susah banget nih, bun. Kayaknya kau butuh pak dokter. Kenapa pak dokter lama banget datengnya?
17 Maret 2012 Jam 21.00
Alhamdulillah, pak dokter datang. Eh, tapi pak dokter ngapain itu ya? Kok, ada suara-suara yang bikin aku takut. Tapi yang aku tau pak dokter ini baik. Pasti aku akan dibantu.
17 Maret 2012 Jam 21.30
Saat bunda mejan, aku mendorong, dan pak dokter menempelakn alat di kepala ku. Akupun terdorong keluar. Apa ini? Aku takut. Akupun nangis sekuat-kuatnya. Lalu aku dibawa dan diletakan ditempat yang hangat. Hei, aku kenal suara detak jantung ini.
"Hai tampan" Suara itu menyapaku
Eh, aku kenal suara itu. Bunda, ini bunda! Aku senang!